Untuk Anak dan Kantong kita


Kepepet...adalah kata ajaib yang sering membuat banyak orang secara cepat atau lambat bisa berubah karakter, ide atau bahkan nasib. Banyak cerita orang-orang sukses yang berawal dari "kepepet". Karena memang benar, otak akan dipacu bekerja, dan menurut saya semua bagian otak, akan dipacu bekerja untuk menghasilkan sesuatu. Kreativitas akan muncul dan terkadang spontan tanpa pikir panjang.

Tapi dari spontanitas ini terkadang banyak keuntungan yang bisa kita dapat. Orang kepepet biasanya sudah memikirkan lagi resiko yang mungkin timbul, walaupun ada jeleknya. Hanya saja, keberanian ini terkadang tidak muncul jika orang dalam keadaan nyaman atau normal. Kalau dalam agama saya, mungkin saat ini pertolongan Allah datang. Ketika kita sudah mentok (karena banyak hal, dan hati sudah tawakal..saat itulah pertolongan Allah SWT akan datang.

Adalah saya. Saat ini saya sedang kepepet. Kepepet kebutuhan, kepepet ide, bingung mau melakukan apa dengan keadaan serba terbatas. Sabtu pagi kemarin, saya memutuskan untuk meng"hibernasi"kan warung untuk sementara waktu. Ada masalah serius yang membuat saya melakukannya.

Kebutuhan terus mendesak, membuat saya putar otak dengan segala keterbatasan. Hari minggu pagi, saya ingat waktu itu, seperti biasa saya liat anak-anak didepan rumah jajan makanan. Menurut saya, makanan yang mereka beli sama sekali tidak sehat. MSG dan segala tetek bengek "sampah" yang akan membuat mereka jadi sakit. Dari sini muncul ide, dan terutama karena saya teringat lagi adik saya, yang sudah mulai suka jajan. AKhirnya, Bismillah saya bicara pelan padanya, dan alhamdullilah dia mau membantu saya membawakan makanan yang akan saya buat. Keuntungan saya adalah adik saya sudah terbiasa berjualan barang ke teman-teman sekolahnya.

Jadilah mulai hari senin, kami membuat makanan yang "dalam catatan" juga disukai adik saya. Hari itu kami berdua membuat burger mini dari roti prancis murahan dari sebuah toko roti di kota kami. Dalamnya kami isi dengan keju dan daging lembaran pula. Kami sepakat menjual dengan harga Rp 1000,00. Saya yakin dengan porsi seperti itu, cukup mengeyangkan anak-anak. Dan yang mengembirakan semuanya habis. Dan ada yang lebih mengejutkan, adik saya membawa catatan pesanan burger dari teman-temannya dan berjumlah 50 buah. Yang saya pikirkan....Ini peluang...kenapa saya tidak gunakan.

Sudah 5 hari ini saya membuat panganan sehat untuk dijual di sekolah. Berganti-ganti menunya. Ada nasi goreng thailand, panekuk. Jumlah yang kami jual terus naik dari hari ke hari. dan Tadi siang saya menyiapkan 50 buah dengan 2 macam menu. Laris manis alhamdullilah. Yang penting, untuk menarik anak-anak, bentuk makanan menarik. itu yang pertama, Yang kedua tentu saja, harus sehat.

Mau tau keuntungan? Sangat lumayan ternyata. Dan keuntungan itu nyata. Mungkin kecil nominalnya buat saya jaman "dahulu kala", tapi buat saya sekarang...itu sangat lumayan. Hampir 200%. Tidak heran pula, keluarga teman adik, ada yang menyekolahkan ke 5 anaknya ke universitas hanya dengan berjualan risoles.

Saya ingin berniat, tetap menyediakan makanan sehat, tanpa pemanis buatan, tanpa MSG, tanpa bahan yang membahayakan mereka. Mereka bisa makan jajanan sehat tanpa resiko, dan kami bisa bertahan hidup dengan melakukan ini. Boleh dicoba, yakinlah bahwa ini peluang besar..