Udang Tiram Cabai Rawit


Untuk orang-orang yang dah pernah saya iming-imingi udang dan belum bisa saya bawakan kehadapan anda sekalian, baru gambar dan resep ini saja yang bisa saya persembahkan untuk saudara semua....Udang disebelah asli panen dari eka..dan resep ini sudah dia coba..dan katanya....hmmmmmm.....Ada yang bilang masak itu susah, kalau saya bilang masak itu seni. Jadi saya pikir semua orang punya kreasi sendiri, dan yang paling penting masaklah dengan perasaan suka...Insya Allah pasti enak...So ....selamat mencoba. Dan agar anda tidak kecewa, sajikan makanan anda pada 1) orang yang lapar, 2) orang yang sedang jatuh cinta pada anda....dijamin mereka pasti bilang....Enak ya.......(hehe)


Bahan :

20 ekor udang putih ukuran besar (buang kulit dan kerat punggung)
3 sdm saus tiram
1.5 sdm saus tomat botolan
20 buah cabai rawit
0.5 sdt merica bubuk
2 siung bawang putih (keprek)
garam dan gula secukupnya
2 sdm minyak goreng
50 ml air

Cara membuat:
  1. Panaskan minyak dan tumis bawang putih hingga harum
  2. Masukkan udang hingga berubah warna
  3. Masukkan air matang, masukkan semua bumbu dan semua saus
  4. Tunggu sebentar, masukkan cabai rawit tunggu 2 menit
  5. Siap disajikan

Belai KasihMU dalam hidupku.

Bismillahirohmannirohim....semoga Allah senatiasa menjaga niat dalam hati untuk menulis ini semua. Tiada bermaksud untuk apa-apa kecuali ingin bersyukur dan mengingatkan diri yang terkadang melenceng menjauhiNya. Semoga selalu ada pelajaran bagi diri sendiri dan yang pasti selalu berusaha meyakinkan NikmatNya dalam setiap BelaianMu.
Beberapa hari lalu baru menelpon seseorang yang juga menjadi jalan kasihNya pada saya. Terima kasih ya mas...ini sebagai salah satu ungkapan terima kasih saya juga untukmu

Satu saat dalam hidup saya, sekitar 10 tahun lalu, pernah diberi kesempatan untuk mendaftar beasiswa. Walaupun kesempatan itu belum datang lagi ke diri saya sekarang ini, tapi ada satu hal yang sangat membuat saya sempat untuk tidak mengirimkan aplikasi tersebut saat itu. Bukan apa-apa. Tapi ada 1 pertanyaan dalam form registrasi itu, yang menyebutkan apakah peristiwa terbesar dalam hidup anda sehingga membawa pengaruh besar dalam kehidupan anda. Yang terpikir saat itu adalah, sampai usia 25 tahun, saya belum pernah mengalami satu masa atau masalahpun yang bisa menjadi pembawa perubahan besar dalam hidup. Akhirnya form itu saya biarkan begitu saja, dan dari hal itu pula saya sudah mempunyai keraguan besar di hati.
Dari 1 hal dalam formulir itulah, selalu mengelitik batih saya. Berada di zona aman selama 25 tahun, ternyata seperti ini rasanya, pikiran saya saat itu tidaklah nyaman. Hal ini membawa saya seperti menanam dalam hati, iya ya kok saya tidak punya sesuatu yang istimewa dalam hidup saya. Tidak untuk orang tua tidak juga untuk siapapun.

Sesuatu yang di”bathin” apakah benar-benar menjadi doa untuk diri sendiri? Entahlah…tapi 2 tahun setelah itu, kejadian demi kejadian berlangsung dalam hidup saya. Awalnya hanya kejadian yang hanya menimpa diri sendiri. Saat itu “Jaman Edan” untuk saya. Saya menjadi kedanan dengan sesuatu yang terkadang malu untuk mengingatnya. Mungkin beberapa anak muda lain pernah mengalami hal ini, disaat semua teman-teman sudah menikah, mulai sebagai seorang perempuan normal tentu panas saat itu.

Jalinan dengan seseorang yang tak kunjung serius, membuat suatu saat dalam hati lagi-lagi “membathin” apakah benar dia benar-benar serius dengan saya. Waktu itu yang saya inginkan adalah sakit yang bisa orang merasa kasian pada saya…Tuh kalo orang edan memang gini ya dan Tak dinyana Allah kabulkan keinginan batin saya pada awal tahun 2003, dengan sakit gejala tipus. Subhannalah….benarlah saat itu saya tahu semua jawaban dari seseorang itu dan bahkan Allah beberkan semuanya pada saya. Yang terjadi pada saya waktu itu adalah Menangis sejadi-jadinya sehingga sakit saya yang diprediksi dokter hanya 10 hari, bisa molor sampai 3.5 bulan. Maha Suci Allah....tapi lagi-lagi saya belum sadar ..bahwa saat ini saya sedang ditegur. Yang saya rasa hanya ketidak adilan yang saya terima. Ampuni saya Ya Allah….

Kejadian demi kejadian saya lalui, sangat beruntun hingga kami ditinggal kondur kedua orang tua kami dalam waktu yang sangat singkat. Saat kejadian itu, saudara yang sangat kami harapkan sebagai tempat berbagi tidak bisa membantu karena jarak yang menjadi sebab. Tapi Allah begitu teramat sayang, sebelum semua kejadian itu, lagi-lagi Allah antarkan seorang adik ipar yang saya rasa juga berperan dalam kehidupan keimanan kami sekeluarga. Semua sudah Dia atur sedemikian halus.

Beruntun kejadian dari mulai dipandang aneh oleh tetangga, lantaran kami lima bersaudara berhijab, dan banyak kejadian lain yang tetangga kami menganggapnya sebagai "sesuatu yang aneh". Satu yang kami yakini saat itu adalah, kami ingin meluruskan akidah kami, hanya itu saja. Dan Subhannallah, ada saja kekuatan dalam hati untuk saling mendorong saya dan adik-adik untuk kuat menghadapi ini semua dan saling mendukung satu sama lain. Bersamaan dengan itu, belai KasihNya selalu Dia hantarkan. Salah satunya adalah Dia hantarkan orang-orang baik disekitar kami, rezeki yang datang seperti tidak terbendung disaat kami benar-benar merasa bingung dan banyak kejadian yang terkadang tidak pernah saya dibayangkan atau terpikirkan sebelumnya.

Pada akhirnya yang saya rasakan adalah inilah hal istimewa dalam hidup saya. Hal istimewa yang Allah Murahkan untuk saya. Allah hadiahkan untuk saya. Kemurahan untuk mengenal bahwa sesungguhnya Pelindung dan Penolong Terbaik adalah Allah SWT. Hal ini mungkin dulu yang sempat tidak tertanam dalam dilubuk hati saya. Setelah kejadian-kejadian tersebut, pertolongan Allah seperti datang bertubi mendatangi kami, teman baik, buku-buku islam (yang dulu tidak menarik hati saya), pengajian di radio. Sepertinya memang sudah diatur sedemikian rupa. Semuanya datang bersamaan dengan suatu hal. Walaupun demikian, pernah sekali waktu, karena ketidaksabaran saya, hampir saja saya masuk lagi ke perbuatan yang sangat Allah benci....Semoga Allah mengampuni.

Hal istimewa terjadi pada saya di Tahun ini. Berkenalan dengan seseorang yang sangat baik, yang secara tidak langsung banyak sekali hal yang saya dapat. Lagi-lagi kemurahan Allah. Darinya saya belajar tentang sabar, kebesaran hati dan ada beberapa hal lagi yang saya peroleh darinya. Darinya juga saya bisa kenal Ibn Athaillah dan suka baca tulisannya. Yang juga penting, saya bisa melanjutkan tali silahturahmi dengan anak dari sahabat Bapak alm.

Ada 1 kata-kata dalam buku Ibn Athaillah yang sangat indah dan saya baca 1 hari sebelum saya menerima keputusannya..."Ketahuilah, Jika Allah SWT hendak menguatkan hamba dalam menerima sesuatu yang Dia Tetapkan atas dirinya, Dia akan menyelimutinya dengan cahaya sifatNYA. Dengan begitu, Liputan cahaya-NYA akan mendahului datangnya ketentuanNYA. Karenanya, ia menggantungkan diri kepada Tuhan, tidak bersandar kepada dirinya sehingga ia kuat dan bersabar memikul semua beban". Indah banget.....Segala Puji hanya untukMU.

Disaat saya mempertanyakan mengapa yang saya terima seperti ini, lagi-lagi kaki saya dituntun ke sebuah rak di sebuah toko buku di Purwokerto setelah lebaran ini. Yang saya temukan adalah Sebuah buku Imam Al Qhazali berjudul Samudera Makrifat Cinta. Halaman pertama yang saya buka adalah hal 166..."Anas bin Malik berkata, "Aku berkhitmat kepada Rasullullah saw selama 10 tahun, dan beliau tidak pernah berkata tentang sesuatu yang aku lakukan "Mengapa kamu melakukannya?" dan pada sesuatu yang tidak aku lakukan, "Mengapa kamu tidak melakukannya?" dan pada sesuatu yang sudah ada "Andaikan tidak ada" dan pada sesuatu yang tidak ada " Andaikan ada", Dan jika aku ditentang oleh sebagian keluarga, beliau berkata, "Biarkan ia, seandainya ditaqdirkan pasti ada (HR Bukhari Muslim)". Habis sudah kata-kataku. Tertegun dan diam dan berulang-ulang kubaca. Inilah Bukti kasihMu dalam hidupku

Terima kasih untuk mas oyo, Barrakallahu laka wabaraka alaika wa jamma bainakumma fii khoir.... Tiada yang bisa kuucapkan selain terima kasih dan selamat semoga pernikahannya berkah. Mas Agung dan mba ami....terima kasih banyak ...purwokerto memang masih 3496 km...tapi semoga kebaikan hanya berjarak 0 mm dari kehidupan mba dan mas....Terima kasih.....



Mie siram sayur



Eh makanan yang satu ini jelas bukan asli Banyumas. Pernah di makasar jumpa mie seperti ini dan orang makasar bilang mie siram kuah sayur ini mereka sebut sebagai mie titi. Kalau di luar mungkin ada yang menyebut ifu mie. Walaupun bukan asli banyumas tapi lumayan untuk variasi menu juga rasanya. Resep ini sudah dicoba oleh wawa (wa....kamu terkenal nih). Resep ini sangat murah dan dapat dijangkau semua jenis kantong....

Resep Mie Siram Sayur (2 piring saji)

Bahan:
Mie telur bulat 250 gr
Sawi hijau (caisim) 1 ikat
Wortel 1 buah
Kembang kol 1/2 buah
Sawi putih 5 lembar
Udang (kerat pungungnya) 5 ekor (bisa diganti makanan laut lainnya)
Daun bawah 1 buah
Maizena 1 sdm (cairkan dalam air)
Bawang putih 1 siung (keprek dan cincang, ini rahasia makanan enak)
Merica bubuk 1/3 sdt
Saus tiram 1 sdm
garam dan gula pasir secukupnya

Cara membuat
1. Rebus mie telur hingga kenyal, beri minyak sayur 1 sendok teh dan tiriskan.
2. Goreng mie dalam minyak yang betul-betul panas, hingga benar-benar kering. Atur agar bentuknya bulat selebar piring saji. Tiriskan hingga minyak hilang. Letakkan dalam piring saji.
3. Siapkan sayuran dan cuci bersih. Potong dengan ukuran yang sama agar penyajian dan kecepatan matangnya sama.
4. Masukkan bawang putih cincang dalam minyak panas, dan biarkan hingga harum.
5. Masukkan sayuran berturut-turut dari yang bertekstur keras ke lembut, tapi jangan terlalu lama sehingga warna masih terlihat bagus dan nilai gizi bisa terjaga.
6. Masukkan bumbu-bumbu lainnya. setelah dirasa matang, masukkan tepung maizena dan aduk cepat
7. Dalam keadaan masih panas, siramkan ke atas mie...dan siap anda sajikan untuk orang yang anda cintai......