Maaf Ya mba or Pak...saya Pinjam doanya..

"Allohu Rabbi,
aku minta ijin bila suatu saat hamba jatuh cinta, jangan biarkan cintaku untukMu berkurang, hingga membuatku lalai akan adanya Engkau.
Allahu Rabbi,
aku punya pinta bila suatu saat aku jatuh cinta, penuhilah hatiku dengan bilangan cintaMu yang tak terbatas biar rasaku padaMu tetap utuh
Allahu Rabbi,
izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta, pilihkanlah untukku seseorang yang hatinya
penuh dengan kasihMU dan membuatku semakin mengagumiMu.....Amin

Maaf mas..dan mba saya pinjam doanya..dan saya lupa saya dapat dari mana kalo ada yang ingat minta tolong diingatkan ya...

Cimanuk ..kau saksi kami di Lebaran 1429 H



Saat orang menjabat tangan dengan mudahnya untuk sungkem pada orang tua, kakak, Eyang atau siapa saja, ada sebagian orang diantaranya teman-temanku yang harus susah payah mencari sinyal untuk sekedar menghubungi Orang Tua, anak istri atau keluarga lainnya. Seperti halnya di foto kami di samping ini. Sinyal telepon yang terputus, atau hanya sekedar tut....tut.... Kasian sekali melihat mereka. Yah tapi semua itu ada sisi baiknya. Saat Lebaran biasanya orang berlibur di daerah pantai tapi kami bisa berada di tepi pantai nan indah dengan gratis. Keindahan yang mungkin jarang ditemui ditempat kerja lain (eh apalagi jakarta...I quarantine there's no a beatifull view as suak beach in there). Mau lihat pantai kami yang lain....inilah pantai suak yang cantik. Gua Lawa... gua pantai yang sangat indah. Berada di bawah sebuah tebing batu terjal yang sangat indah, sedikit mengobati rasa hati yang sedih berpisah dengan keluarga tercinta. Ya tapi inilah salah satu bagian hidup kami yang harus kami jalani demi banyak hal.........Cimanuk... kau menjadi saksi kerinduan dan kasih sayang kami pada orang-orang yang kami cintai..........

Lebaran Nan Sepi

Sementara banyak orang berbahagia diluar sana, berkumpul dengan keluarga, ada sebagian orang yang menghabiskan waktunya untuk bekerja seperti saya malam ini. Jika ditanya lah kok ya mau-maunya, saya ga bisa jawab. Kangen dan sedih berkumpul jadi satu dimalam ini.

Adik-adikku tercinta,
Mba sangat pingin kumpul dengan kalian di Malam Takbiran ini
Dengan keadaan yang seadanya tapi sungguh sangat membahagiakan
Semoga Tahun depan kita bisa dipertemukan dengan Ramadhan kembali
Dan bisa berkumpul bersama kalian di Idul fitri
I miss all of u so much,
Semoga Allah melimpahkan kebahagiaan untuk kalian dimana saja
sekarang berada.
Sa, Nu dan Umar.......Selamat Lebaran malaikat-malaikat kecilku...
Bu dhe Love U so much............

Puisiku

Perkenankan Aku MencintaiMU

A poem by Mustofa Bisri

Perkenankanlah aku mencintaiMU seperti ini
Tanpa kekecewaan yang berarti
meski tanpa kepastian yang pasti
Harapan-harapan yang setiap kali
dikecewakan oleh kenyataan
Biarlah dibayar oleh harapan-harapan
baru yang menjanjikan

Perkenankanlah aku mencintaiMU semampuku
Menyebut-nyebut namaMU
dalam kesendirian pun lumayan
berdiri di depan pintuMu tanpa harapan
KAU membukanyapun terasa nyaman
Sekali-kali membayangkan KAU memperhatikan pun
cukup memuaskan

Perkenankanlah aku mencintaiMU sebisaku


Pak Mus saya pinjam puisinya ya....maaf dan terima kasih
Kompas, 25 Juli 2003

Mengapa gubug tepi pantai yang kupilih?

Gubug (harusnya pakai k atau g ya?, ah kalau di purwokerto toh orang sering diparabi ga pake g tapi k mbak...wis dasare ngapak ya ngapak). Gubuk tepi pantai sebenarnya saya pakai untuk mengingatkan pada diri sendiri bahwa semua yang terjadi pada diri kita, diri saya sudah dituliskan di kitabNya. Sudah diatur OlehNya.
Tak pernah terpikir sebelumnya, apabila suatu saat nanti saya akan tinggal dan mengais rejeki di tempat yang benar-benar di pinggir pantai. Lahir disebuah kota yang dikelilingi oleh bukit dan sebuah gunung yang menjadi kebanggaan semua orang Banyumas, Purbalingga dan mungkin juga semua kota yang berada dikakinya. "Gunung Slamet"...dan moga-moga terus slamet (takut juga membayangkan....forget it). Dari kota yang lumayan dingin di malam hari, tiba-tiba harus jauh ke tanah sebrang, jauh dari keramaian, dan mungkin kalau orang kota bilang "alas", bahkan sinyal telepon yang katanya sudah ada dimana-mana, ditempat ini harus naik kepohon, naik ke bukit (bangetke...hihi), pasang antena, dan menjadi barang mahal. Untuk orang gunung seperti saya, tinggal dipantai pasti jadi salah satu impian. Tapi sungguh kenyataan yang terkadang sampai sekarangpun tak pernah terpikir dan masih mempertanyakan mengapa masih berada ditempat ini.
Pertama kali yang terpikir, tempat saya mengais rejeki suatu tempat yang seperti banyak orang tayangkan di media televisi atau di majalah dengan suasana kerja dan lingkungan yang seperti orang layaknya kerja. Ternyata, yang saya jumpai sangat berbeda 180 derajat dari yang dibayangkan kepala. Pemberontakan hati terhadap hal seperti ini meruapakan hal yang terkadang hingga saat ini masih ada. Penolakan mengapa rejeki harus didapat dari tempat yang menharuskan saya terpisah dari keluarga.
Tapi tidak ada seorangpun tahu, tidak juga saya mengapa justru tempat seperti inilah yang dipilihkan Allah SWT untukku. Yang saya tahu hanya, baru 1 minggu pertama ditempat ini, cobaan pertama datang menghampiri. Mbah kakung, mbah yang sangat menyayangi saya, meninggal karena kecelakaan setelah 1 minggu saya ada ditempat ini. Dan lebih parah saya baru tahu kabar tersebut setelah 1 bulan saya ada ditempat ini. Alasannya mengapa? karena ditempat kerja ini tidak ada sinyal, telepon terkadang tidak berfungsi. dan masih banyak lagi cobaan lain yang sepertinya terus ada ditempat kerja saya.
Tapi dari semua cobaan itu, Allah ternyata memberi buanyak sekali bentuk kasihNya di tempat ini. Allah pertemukan saya dengan gadis Jogja sederhana tapi Subhannalah pengaruhnya begitu besar pada saya. Alhamdullilah pertama kali saya berhijab ditempat ini dan masih banyak lagi hal lain yang Allah berikan untuk saya lewat gadis ini. Semoga Allah senantiasa memberkahi dia dan keluarganya. Darinya saya belajar berkorban untuk orang tua dan saudara, dan dia pula yang mengajarkan pada saya tentang cara berterima kasih yang sebenranya.
Sampai saat inipun saya tidak tahu mengapa saya masih ada di Gubuk Tepi Pantai ini, tapi satu hal yang pasti, ditempat inilah Allah berikan banyak hikmah dan Kasih sayang serta Kemurahannya pada saya. Allah mengatur hidup saya sedemikian Indah walaupun terkadang pertama harus menolak karena tak bersesuaian dengan hati.

Alhamdullilah

Akhirnya dengan segala ketakutan yang ada, akhirnya ada sedikit kekuatan untuk mencoba. Mencoba satu hal yang baru untuk saya hal yang terkadang susah. Padahal kalo sudah dicoba dan dijalani ya ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Adik saya yang selalu mendorong secara tidak sengaja memang, dengan penolakan-penolakan yang menyebalkan. Tapi ya akhirnya bisa nih...hehe...Makasih ya...